Pendakian Kece Gunung Guntur 2249 Mdpl






Dua tahun lalu, sempat ada niat buat bisa sampe puncak Gunung Guntur yang ada di Garut ini. Tapi apa daya, Tuhan berkehendak lain. Karena ngekor rombongan yang nyari jalur lain dengan maksud jalur pintas, malah berujung nyasar dan ga sempet ngrasain yang namanya puncak gunung yang sering dibilang Semerunya Jawa Barat ini. Keinginan buat ngulang lagi selalu ada hingga tahun 2016 ini kesampaian juga. And finally kali ini gue bisa share cerita ini ke kalian semua, good travellers! Dan sepakat gue kasih judul “pendakian kece” karena bisa dibilang gue dapet view-view kece dan pengalaman baru yang .... super kece pastinya hahaha! Gak percaya? Simak dulu deh, videonya :D



Pendakian ke Gunung Guntur kali ini, gue ambil waktu weekend, Sabtu-Minggu. Berangkat malam Sabtu dari terminal bus Kampung Rambutan, dapat bis terakhir jam 12 malam. Gue lupa apa nama bisnya, yang jelas seat-nya lumayan nyiksa dengkul, hehehe karena sempit banget. Sedikit macet di Cikampek, sampai di Garut pun jam setengah 7 pagi. Gue dan 2 orang temen gue turun di depan SPBU Tanjung, yang emang udah jadi titik utama keberangkatan para pendaki menuju basecamp Gunung Guntur. Setelah istrahat sejenak dan mandi di kamar mandi SPBU, tim gue pun siap-siap buat menuju basecamp. Sempat bingung juga karena saking banyaknya yang nawarin jasa angkutan menuju basecamp. Ada ojek, ada mobil bak, sampe mobil avanza! Setelah berunding, kita pun sepakat naik ojek menuju basecamp dengan ongkos Rp 15.000,-. Ongkos ini kita nilai lebih murah, karena kalau naik mobil biasanya para pendaki harus nyari barengan biar harga patungannya lebih murah. Kalau mau pilih naik mobil atau nebeng truk pengangkut pasir pinter-pinter nawar aja guys!

Perjalanan menuju basecamp dari SPBU Tanjung kira-kira 15 menit dengan angkutan ojek. Jalanannya udah relatif bagus. Sampai di basecamp, kita harus registrasi dulu dan wajib meninggalkan kartu identitas. Di sini kita akan mengisi formulir pendaftaran yang berisi data pelengkap mengenai jumlah anggota pendakian, dan berapa hari kita akan melakukan pendakian. Di basecamp ini juga satu tempat dengan warung makan milik Bu Tati yang menyediakan aneka masakan, seperti nasi goreng, nasi rames, dll. Kita bisa pesan untuk makan di tempat atau untuk bekal selama perjalanan menuju Gunung Guntur. Setelah selesai registrasi, sekitar jam 9 pagi gue berjalan memulai pendakian kece ini hehhehe. Gak jauh dari basecamp, setelah beberapa meter saja kita jalan, kita bakal nemuin sebuah tempat registrasi ulang dengan membayar biaya registrasi sebesar Rp 15.000,- per orang. Jadi bayarnya di tempat ini ya, bukan di basecamp tadi. Di tempat pembayaran ini kita juga harus menunjukkan formulir registrasi yang kita dapat di basecamp. Selesai melakukan pembayaran biaya registrasi, kiat akan mulai jalur pendakian sesungguhnya.



Track pertama adalah berupa jalanan yang masih cukup lebar, yang biasa dilalui truk pengangkut pasir. Di kaki gunung Guntur memang dimanfaatkan oleh warga sebagai tempat mata pecaharian tambang pasir. Meski masih terbilang landai, tapi jalanan berkerikil ini cukup bikin kepleset kalo kita gak hati-hati. Di track ini pun , kita akan menemui area tambang pasir dengan eskavator dan alat-alat berat lainnya. Selain itu ada beberapa warung kecil yang menjual aneka minuman maupun makanan ringan. Kalau cuaca cerah, matahari terasa sangat terik. Hanya rimbunnya semak-semak yang tumbuh tinggi di tepi jalan yang bisa dipakai untuk berteduh. 

first track




Cari tempat berteduh

Tapi di sebuah tikungan yang ada warungnya, kita akan mulai masuk ke area banyak pepohonan. Jadi akan terasa lebih adem. Jalur berubah menjadi track tanah liat yang padat dan sedikit licin kalau musim hujan. Jalur ini masih terbilang landai dan kita masih bisa menemukan warung penjual makanan maupun tempat-tempat istirahat. Salah satunya adalah seperti foto di bawah ini.

So greeny !


tempat duduk didesain melingkar.
Keren!

Bisa sambil jajan

Bebas pilih spot buat break :D

Dery, Ilham, gue



Jujur tempat ini gue bilang lokasi istirahat pendakian paling kece yang gue temuin. Berada di bawah rimbunnya pepohonan dan banyaknya saung kecil membuat tempat ini bener-bener bikin pewe. Sepertinya sengaja didesain untuk tempat break atau sejenak melepas lelah bagi para pendaki gunung Guntur, maupun hanya mereka yang ingin jalan-jalan ke Curug Citiis, sebuah air terjun yang alirannya berasal dari sumber mata air di Gunung Guntur. Di lokasi break ini pun kita bisa jajan gorengan, atau aneka minuman di sebuah warung yang ada di sini. Disediakan juga kantong-kantong plastik hitam sebagai tempat sampah. Jadi tetap jaga kebersihan ya! Terkadang ada juga yang pasang hammock untuk sekedar bersantai sambil merasakan sejuknya hawa di sekitar sini. Mantap deh pokoknya! Wajib mampir kalo lewat sini guys!

Behind the scene


Waktu menunjukkan jam 11 siang. Gak terasa gue dan temen-temen udah 2 jam perjalanan. Meskpun demikian kita gak buru-buru buat sampai di lokasi camping di pos 3. Karena menurut gue perjalanan ke pos 3 hanya memakan waktu 3 jam. Jadi bisa santai dan selebihnya kita bisa punya waktu di lokasi camp nanti. Dari pos tempat peristirahatan tadi, kita lanjutin perjalanan menuju ke pos 3 melewati curug Citiis. Sebelum sampai di curug ini, kita bakal nyebrang  sebuah sungai kecil yang merupakan aliran dari curug Citiis. Dengan bantuan ‘jembatan’ ala kadarnya yang tersusun dari batu-batu dan kayu membuat perjalanan kali ini lebih seru dan menyenangkan. 



menuju Curug Citiis

Setelah menyebrangi sungai, selanjutnya kita akan terus berjalan sampai di curug Citiis. Di sini lah jalur pendakian berubah menjadi bebatuan dan tanjakan terjal. Tapi saat perjalanan berangkat, gue dan temen-temen memilih jalur kiri yang akan langsung mengarah ke padang sabana gunung Guntur. Awalnya kita harus mendaki tanjakan berupa pasir yang berasa banget nanjaknya. Kalau gak fokus bisa-bisa keperosot ke bawah. Dan setelah berjuang, akhirnya kita sampai di sebuah padang ilalang dan semak belukar yang menyajikan pemandangan indah, yess... padang sabana Guntur!

Menuju jalur sabana Guntur (dari persimpangan Curug Citiis)

Welcome!


puncak masih jauh?


Melewati jalur padang ilalang di gunung Guntur ini membuat para pendaki bisa mendapatkan view secara terbuka di bawah sana yaitu kota Garut, dan hamparan lereng gunung Guntur yang khas dengan view yang jarang akan pepohonan. Hanya beberapa pohon pinus yang menghiasi hamparan padang savana. Dan akhirnya gue tau, kalo ternyata jalur sabana ini bisa dibilang juga jalur tengah pendakian gunung Guntur. Karena jalur yang sebenarnya adalah tanjakan batu terjal setelah pos di Curug Citiis tadi. Awalanya gue dan temen-temen khawatir kalo kita salah jalur, ditambah hanya kita bertiga yang saat itu melewati jalur tersebut. Tapi dengan modal optimis, kita terus berjalanan sampai akhirnya bertemu rombongan lain yag juga lewat jalur sabana. Obrolan-obrolan kecil pun dimulai, dan sempat break sejenak bareng rombongan tadi. Kalau kita lewat jalur ini, perjalanan akan sampai di bawah sebuah pohon pinus yang terpampang sebuah papan bertuliskan arah mata air pos 3. Itu artinya, sebentar lagi kita akan sampai di lokasi camping di pos 3 yang sekaligus dekat dengan sumber air.




Ketemu rombongan pendaki lain

Sendiri juga indah


Lanjut menuju Pos 3

Setelah ketemu pohon ini, ambil jalur kanan ya..

Selalu ada bonus



Setelah menembus jalur dengan ilalang yang sedang indah-indahnya, kita pun sampai di lokasi camp, pos 3. FYI guys, pos 3 ini adalah pos atau lokasi camping terakhir yang bisa kita gunakan. Peraturan ini memang terbilang baru, namun ada baiknya juga kalo pos 3 ini dipakai sebagai lokasi camping ground. Selain lokasinya yang luas, tempat ini pun dekat dengan aliran sungai yang menjadi sumber mata air yang bisa dimanfaatkan oleh para pendaki. Meski lokasi pos 3 ini sedikit miring, tapi cukup aman dipakai untuk mendirikan tenda dan cukup aman dari terjanan badai yang bisa terjadi sewaktu-waktu. Lereng gunung Guntur yang sangat terbuka membuat tak jarang sekali terjadinya hal-hal yang gak kita inginkan. Mungkin kita masih ingat tragedi beberapa pendaki yang tersambar petir dan diterjang badai saat camping di puncak 1 gunung Guntur. Memang bisa dibilang bahaya jika camping di lokasi tersebut, terlebih saat musim hujan. Oleh karena itu sekarang udah ada peraturan baru yang mengharuskan para pendaki hanya boleh mendirikan tenda di camp ground pos 3.

Puncak 1 Guntur as our background

Camp ground pos 3, mostly miring!

Jam 3 sore gue dan temen-temen mulai mendirikan tenda. Awalnya cukup kesulitan cari lokasi untuk mendirikan tenda mengingat area camp di pos 3 berada di lahan yang miring. Setelah dapet tempat yang dirasa pas, tenda pun didirikan dan mulai memasak untuk makan sore itu. Situasi di area camping pos 3 sendiri sore itu udah lumayan rame banget oleh para pendaki yang datang lebih awal. Mendirikan tenda di pos 3 ini harus dengan perhitungan yang tepat, terutama berkaitan dengan lahan yang miring. Kalo musim hujan, aliran air hujan terkadang bisa mengganggu kenyamanan kita saat berada di dalam tenda. Kalo bisa jangan mendirikan tenda di tempat yang sangat miring, dan jangan lupa buat parit-parit kecil di sekitar tenda untuk antisipasi kalo hujan turun.

Untuk perbekalan air, jangan khawatir. Di samping pos 3 ada aliran sungai yang mengarah ke Curug Citiis, dan airnya dijamin bersih, asalkan kita ambilnya di aliran paling atas. Dari lokasi camp pos 3, kita cukup berjalan menuju suara aliran sungai di sebelah timur pos 3 menuju tepi hutan. Harus hati-hati juga karena ada area bekas longsoran di sekitar aliran sungai ini.

Suasana sore semakin dingin. Langit di atas kota Garut saat itupun mulai gelap dan tersapu awan-awan gelap pembawa hujan. Awalnya kita menduga bakal ujan, tapi ternyata dugaan kita salah. Setelah malam tiba, kita bener-bener dapat night view yang indah banget di bawah sana. Gemerlap lampu di kota Garut, dinginnya angin lereng gunung Guntur yang bertiup, dan canda tawa serta celoteh-celoteh para pendaki membuat suasana jadi berkesan dan unforgettable banget. 





Menjelang city light view kota Garut

And the night's coming

Setelah makan malam, dan ngobrol kesana kemari, akhirnya kita putuskan buat istirahat karena jam 2 malam kita harus bangun buat summit attack ke puncak 2 gunung Guntur.

---------------------------------

Alarm jam 2 malam pun berbunyi. Gue yang masih males-malesan buat bangun mau gak mau harus memberanikan diri buat buka resleting tenda, setelah peralatan tempur buat summit attack udah prepare semua. Dan.. berrrrrrrrrrrrr!!! Dinginnya udara guntur di luar tengah malam itu lumayan menampar bro! Padahal di dalam tenda selama gue tidur gak begitu bikin menggigil layaknya gunung Papandayan dan gunung di Garut lainnya. Secara gunung Guntur ini emang punya tanah berpasir dan juga gersang terutama musim kemarau. Jadi hawa panas permukaan tanah pun bisa kita  rasakan bahkan sampai malam. Jujur gue sendiri merasa gak perlu pakai sleeping bag kalau camping di gunung Guntur ini. Tapi buat kamu yang gak tahah hawa dingin, tetap pakai juga gak ada salahnya kok, buat jaga-jaga kalau cuaca di Guntur sewaktu-waktu berubah ekstrim.

Hiruk pikuk para pendaki lainnya pun menambah semarak pos 3 gunung Guntur malam itu. Sekiar setengah 3, setelah tim gue siap, pendakian ke puncak Guntur pun dimulai. Target kita adalah puncak 2. Perlu diketahui guys, gunung Guntur ini ada bilang punya 4 sampai 5 puncak. Tapi yang hits di kalangan pendaki sih ada 3 puncak yang sering didaki. Puncak 1 bisa ditempuh dari camp pos 3 dengan perjalanan normal sekitar 2 sampai 3 jam. Pada saat mendaki, usahakan jangan lewat jalur yang berpasir, tapi pilihlah jalur tanah padat atau rerumputan agar kuat menahan pijakan kaki kita. Karena kalau lewat jalur berpasir akan lebih menyulitkan pendakian, ditambah kontur lereng gunung ini sangat miring dan membuat kita cepat lelah. Lampu senter sangat diperlukan saat summit attack di gunung Guntur ini, buat memudahkan kita mencari jalur-jalur yang mempermudah pendakian kita menuju puncak 1. Sempat break berkali-kali karena capek dan mengatur napas yang lumayan ngos-ngosan, sambil sesekali menikmati night view kota Garut di bawah sana dengan kalap-kelip kampu kota. Indahhh banget! 

view city light kota Garut, bonus cahaya kilat 

Jaket yang sejak awal menghangatkan tubuh malah berubah jadi bikin gerah karena keringat. Tapi saat break, tiupan angin lereng gunung kadang bikin tubuh kembali kedinginan. Saat mendongak ke atas, teriakan pendaki yang sudah sampai di puncak 2 terlebih dulu dan kilatan lampu senternya membuat gue makin semangat buat cepat-cepat sampai di sana juga. Meski sering ketinggalan, akhirnya gue dan tim gue bertiga sampai juga di Puncak 1 gunung Guntur. Yeayyy!!

Suasana di puncak 1 pagi itu mulai ramai. Waktu menunjukkan jam 5 pagi, dan kita satu tim menyempatkan diri buat sholat Subuh jamaah. Setelah itu, kita dilanda kegalauan, hehehe. Sang kapten, Kak Ilham ngasih opsi mau lanjut ke puncak 2 yang emang udah jadi target awal, atau tetap stay di puncak 1 aja. Gue dan Dery awalnya sempat bingung. Kalau lanjut, ke puncak 2, kita khawatir sampe atas ketinggalan moment sunrise. Secara kira dua kameramen amatiran ini rela summit sambil bawa tripod buat bikin timelapse sunrise di Puncak 2. Tapi kalau gak lanjut dan tetap di puncak 1, rasaya sayang banget dan sepertinya bakal dapet view yang kurang maksimal. Buat bahan pertimbangan, Kak Ilham menunjuk pendaki-pendaki yang nanjak ke puncak 2 yang dia amatin dari jam 5 lewat tadi sampai di puncak 2 yang hanya butuh waktu sekitar 20 menit buat sampai di puncak. Akhirnya kita bertiga sepakat lanjut ke puncak 2 lewat jalur tengah. Jalur kanan dan kiri didominasi kerikir dan pasir, jadi gue dan tim pilih Jalur tengah. Kalau dari area puncak 1, kita sedikit turun ke lembah yang ada beberapa pohon pinus di sana, dan kembali nanjak seperti saat menuju puncak 1 namun terasa lebih landai. Gak butuh waktu lama buat sampai ke puncak 2. Dari berbagai sumber yang gue baca sebelumnya yang menyebutkan bahwa butuh 1 jam buat ke puncak 2 dari puncak 1 adalah salah. Hehhee, mungkin versi orang beda ya, itu cuma buat bahan referensi aja. Karena gue sendiri membuktikan kalo dari puncak 1 ke puncak 2 butuh waktu 20 menit!

Langit di ufuk timur mulai memerah tanda matahari akan segera terbit dan menyambut hari baru. Gue bersyukur akhirnya sampai juga di puncak 2 gunung dengan julukan Semeru di tanah pasundan ini. Segera gue cari spot bagus buat pasang tripod dan kamera gue buat meng-capture sunrise view yang udah siap menyambut para pendaki gunung Guntur pagi itu. And finally, yang ditunggu-tunggu datang juga! Yess! A perfect sunrise ever! Ini sunrise paling kece yang pernah gue lihat. Beruntung banget bisa lihat dari langit masih jingga sampe matahari muncul dengan cantiknya menurut gue ini bonus dari sebuah pendakian.

Waiting for sunrise





Puncak 3 

Ilalang kece 

Hello from Cikuray & Papandayan
















 Pagi pun mulai terang. Pemandangan Gunung Cikuray, Gunung Papandayan, Ciremai, dan juga Situ Bangendit di bawah sana menambah semarak keindahan pagi dari gunung Guntur yang lagi cantik-cantiknya. Gimana gak indah, ilalang-ilalang dengan bunganya yang merah agak pinky-pinky gimana gituu..bikin view pagi di sini tambah kece. Gue, Kak Ilham dan Dery pun nyoba buat explore ke berbagai penjuru di puncak 2 ini. Dari puncak 2, kita bisa lihat jelas gagahnya puncak 3 yang seakan-akan minta didaki sekaligus. Tapi... gak deh, di puncak 2 aja udah alhamdulillah banget ini kecenya! Hehehe.. Di puncak 2 ini masih terdapat beberapa titik yang jelas banget mengeluarkan panas bumi dengan suara yang khas. Ini menandakan kalo gunung Guntur emang masih aktif, dan panasnya bisa kita rasakan menggunakan telapak tangan dan terlihat asap tipisnya yang keluar dari dalam permukaan tanah.



Merasakan panas bumi di puncak 2 Mt. Guntur

keluar asap tipis

Puas menikmati keindahan dan kekecean puncak 2 Gunung Guntur, sekitar jam 8 pagi gue dan tim memutuskan buat turun kembali ke pos 3. Awalnya gue was-was bakal kesulitan saat turun gunung karena kemiringan yang curam. Tapi kali ini kita turun lewat jalur berpasir yang pastinya berbeda dengan jalur saat kita mendaki tadi. Dan awal menuruni trek berpasir ini lumayan bikin was-was takut kepleset. Tapi lama-lama nagih, sumpah! Seru banget! Kita berasa meluncur bebas dengan kedua kaki sebagai tumpuan. Mau sambil lari pun bisa, asal yang kita pijak benar-benar pasir dan bukan bebatuan dengan ukuran besar. Gak lama kemudian sampai kembali di puncak 1 dan lanjut lagi menuju lokasi camp di pos 3.

kembali menuju puncak 1



Suasana pagi di Puncak 1 Mt. Guntur


 Masih dengan trek “perosotan’’ yang sama dan lebih gokil guys! Gak jarang gue dan temen-temen serta pendaki lain yang juga bareng saat turun keporosot lucu dan manja yang pastinya pantat pun jadi korban hahaha! Suara-suara pijakan sepatu yang tenggelam ke pasir dan kerikil saat berpijak pun bikin suasana makin seru dan asyik! Benar-benar petualangan yang kece, dan.. jadi penasaran nih gue sama Mahameru hehehe. Kira-kira lebih seru mana ya? Oiya guys, perlu hati-hati juga saat menuruni gunung Guntur dengan trek berpasir kayak gini, karena selain pasir dan kerikil, ada juga bebatuan seukuran kepalan tangan orang dewasa bahkan lebih yang ikut terbawa longsoran pasir saat kaki kita berpijak. Tetap waspada jangan sampai mengenai pendaki lain yang ada di bawah kita.

Kembali ke Pos 3

Let's fight!




Setelah sampai kembali di pos 3, aktivitas selanjutnya adalah bikin menu buat sarapan sebelum siangnya kita turun gunung dan kembali ke basecamp. Dan saat bongkar tenda sampai mau turun pulang pun jangan lupa bersihkan area sekitar lokasi camp, jangan sisakan sampah sedikit pun. Dan pendakian kece ke Gunung Guntur kali ini ditutup dengan perjalanan kembali turun ke basecamp dengan riang gembira, hehehe.. Tetap hati-hai karena perjalanan turun menuju pos 2 di dekat curug Citiis akan lebih ekstrim karena track nya berupa bebatuan terjal dan agak sedikit licin terutama saat atau setelah hujan. Sekitar jam 2 siang, tim gue sampai di basecamp awal Guntur. So, dengan mendapatkan banyak view yang indah, dan keseruan selama pendakian, gue putuskan pendakian ke Gunung Guntur ini kece abissssssss!!

Salam lestari dan jangan buang sampah sembarangan, good travellers! 

Komentar

POPULAR POST