One Day Trip : Curug Cimahi & Curug Layung
Jalan-jalan ke Bandung lagi nih. Gak ada habisnya! Kali
ini gue backpacker-an lagi setelah sekian lama gak maen ke Bandung. Destinasi
utama gue sih curug Cimahi yang sekarang udah populer dengan julukan “Air
Terjun/Curug Pelangi”. Why? Terakhir gue kesini akhir tahun 2013 lalu, dan
sekarang curug yang satu ini udah banyak mengalami perubahan. Salah satunya
yang bikin dia punya julukan “pelangi” karena kalau malem air terjun ini
menyala! Woww! Sebenernya udah pernah gue share di artikel sebelumnya. Tapi ga papa
lah, gue share lagi dengan cerita baru biar lebih greget hahaha. Dan yang seru
dari trip gue kali ini adalah, gue punya destinasi kedua setelah dari curug
Cimahi. CURUG LAYUNG ! Udah pernah denger, good travellers? Masih di sekitar
daerah Cisarua deket Curug Cimahi kok. Biar lebih jelas langsung aja gw mulai
cerita. *lalupadatidur*
Baca juga: Cahaya Pelangi di Curug Cimahi
Perjalanan
seperti biasa, dari Tangerang gue jalanin sendiri nak bis Primajasa. Sendiri?
*skip*. Berangkat jam 7 malem sampai di terminal Leuwi Panjang pun hampir
tengah malem. Sengaj gue setting waktunya segitu. Karena niatnya mau istirahat
& tidur di emperan masjid di daerah Cihanjuang, Cimahi. Gue tau arah
jalannya karena dulu pernah maen ke tempat temen gue di sini, tepatnya di
perumahan Nata Endah. Dari terminal Leuwi Panjang, gue naik angkot jurusan
Cimahi dan turun di depan pertigaan arah menuju Cihanjuang, gak jauh setelah
ngelewatin Rumah Sakit Cibabat, Cimahi. Turun dari angkot, gue langsung otw ke ‘hotel’
hahaha. Ada satu masjid di kiri jalan, samping gerbang masuk perumahan Nata
Endah. Emperannya luas bro, mayan lah buat leyeh-leyeh sambil nunggu pagi.
Malam tu udah mayan sepi, cuma satu dua kendaraan aja yang lewat. Just FYI,
jalan arah Cihanjuang ini juga bisa dilewatin buat menuju Lembang yang hits
terutama musim liburan. Gue pun istirahat di emperan masjid sambil nunggu
subuh. Nga-gembel again! Hahaha...
CURUG
CIMAHI
Pagi
pun menjelang, alhamdulillah cuaca bersahabat. Sekitar jam 6 gue naik agkot
warna ungu jurusan Cimahi-Parongpong, dan turun di pertigaan deket kampus
Universitas Advent Indonesia. Dari situ, untuk menuju Curug Cimahi sebenernya
masih sekitar sekilo-an lagi. Bisa naik ojek atau angkot warna kuning, atau
bisa juga coba jalan kaki kayak gue hehehe. Pagi itu mumpung udara masih seger,
gue pun sengaja pilih jalan kaki menyusuri jalan aspal mulus menuju Curug
Cimahi a.k.a Curug Pelangi. Sekitar jam 7 kurang, gue udah sampe depan depan
loket masuk curug, dan tetooot... masih tutup guys! OK, fine, gue pun nyari
sarapan dulu di warung deket pintu masuk curug. Di sini juga deket sama
pangkalan angkot warna kuning. Lokasi pintu masuk Curug Cimahi yang persis di
samping jalan ini mempermudah akses dan bikin curug ini makin hits karena
banyak dikenal wisatawan.
Loket Curug Cimahi, tepat di sisi Jalan Kolonel Masturi |
Turun tangga menuju air terjun |
View deck 1 |
Menjelang pintu masuk, kita bisa lihat derasnya air terjun Pelangi di bawah sana. Kadang dan bahkan sering kera-kera bergelantungan di pepohonan menyambut kita dari pintu masuk. Di loket pintu masuk Curug Cimahi ini kita bisa lihat informasi yang terpampang di kaca tentang eksotisme air terjun Pelangi,termasuk night view-nya saat cahaya lampu di dinding air terjun yang menyala berubah-ubah warna menyerupai warna pelangi. Tapi sayang gue belum sempat lihat air terjun ini di malam hari. Mungkin next time! Setelah melewati loket dan beli tiket seharga Rp10.000,-, kita bakal menuruni undakan yang berkelok-kelok menuju air terjun. Yang baru di curug ini adalah adanya beberapa spot deck yang dibangun sebagi tempat istirahat atau menikmati panorama air terjun dari ketinggian. Dilengkapi dengan kursi-kursi membuat deck spot di area curug Cimahi ini terkesan elegan dan mempesona. Di bawah sana, persis di lokasi air terjun, ada fasilitas mushola dan juga toilet. Dari sini kita bisa lihat kemegahan curug Cimahi dari dekat. Namun kalau debit air lagi deras banget, biasanya pengelola hanya memperbolehkan wisatawan berkunjung sampai deck 2 saja demi keselamatan pengunjung.
CURUG
LAYUNG
Puas
foto-foto dan menikmati pagi di Curug Cimahi, gue langsung cabut dan menuju
destinasi selanjutnya. Jujur gue gak kepikiran ke tempat ini sebelumnya, tapi
karena ada rekomendasi dari temen di chat whatsapp pagi itu dan hasil browsing
singkat, maka gue putuskan buat bergeser ke next destination, Curug Layung!
Honestly
gue baru denger nama curug ini. Ternyata lokasinya masih berada di Kecamatan
Parongpong, tepatnya di Desa Karyawangi. Kalau dari start gue, dari Curug
Cimahi, tinggal jalan dikit ke arah barat sampai nemu pertigaan dan ada pos
ojek. Dari pertigaan itu kita ambil jalan ke kanan yang jalanannya agak sedikit
rusak, yang dikenal dengan jalan Komando. Awalnya gue bingung karena di Google
Maps nama jalan ini gak ada, tapi setelah tanya-tanya, gue baru tau kalau jalan
menuju wisata curug ini disebut jalan Komando, mungkin karena lokasinya searah
dengan Situ Lembang, yang sering dijadikan tempat pelatihan militer. Selain
itu, ternyata jalan ini pun searah dengan lokasi wisata Dusun Bambu yang lagi
nge-hits di Bandung. Bahkan ngelewatin depannya persis, sampe akhirnya nemu
jalanan yang rusak dan berbatu, yang pasti belum diaspal. By the way dari pertigaan
pos ojek ke wisata curug Layung gue naik ojek seharga Rp 15.000 sekali jalan,
karena emang gak ada angkutan umum menuju lokasi ini. Memasuki jalanan berbatu,
konsentrasi mamang-mamang ojek pun meningkat karena terjalnya medan yang
dilalui dan gue pun berusaha biar gak jatoh dari boncengan hahaha. Tapi salut
lah sama mamang ojek, seberani itu nyetir motor dengan jalanan berbatu gitu.
Sempat ngobrol-ngobrol juga masalah akses jalanan yang kaya gini, kata mamang
ojek, mungkin sengaja gak diaspal biar kalo ada pelatihan tentara yang lewat
jalanan ini ada tantangannya, hehehe. Iya juga sih!
Jalan berbatu menuju lokasi |
Akhirnya gue pun sampai di gerbang pintu masuk wisata curug Layung. Banyak pengunjung dengan style ala-ala anak camping, karena emang lokasi ini juga menyajikan area camping ground di bawah rimbunnya pohon-pohon pinus. Next time gue pengen coba deh, camping di sini. Tapi sekarang maen aja dulu ke Curug Layung. Setelah beli tiket masuk seharga Rp 10.000, gue pun menuju jalur tracking ke curug Layung.
Dibutuhkan waktu kurang lebih 20 menit buat sampai di Curug Layung, jadi jangan lupa bawa persediaan minuman untuk antisipasi kehausan di perjalanan. Sepanjang perjalanan menuju curug, kita bakal dimanjain sama teduhnya pohon pinus yang menyejukkan mata dan hati. Di sana sini sering gue temui tenda-tenda mereka yang lagi menghabiskan waktu menyatu dengan alam alias camping. Meski track awal lumayan nanjak, tapi jangan khawatir karena banyak jalur landai yang kita lewati. Sesekali lihat ke sebelah timur, di kejauhan sana mata bakal disuguhkan view kebun teh Sukawarna yang menghijau.
Track awal menuju curug Layung |
View perkebunan teh Sukawarna |
Mendekati lokasi curug, jalanan akan menurun dan sudah dibuatkan jalur menyerupai anak tangga yang disusun sedemikian rupa memakai kayu dan bambu sebagai penguat tanah. Ditambah ada pegangan dari bambu disisinya untuk memudahkan kita agar tidak kepeleset saat menuruni jalan ini, terutama pas musim hujan. Dan akhirnya sampailah gue di curug Layung!
Curug
layung ini sebenarnya beda dari curug-curug lainnya yang ada di Bandung. Curug
ini emang gak punya aliran air yang tinggi, tapi sebenarnya lebih terlihat
seperti aliran sungai biasa. Namun yang spesial dari curug ini adalah punya
kolam alami yang cukup luas untuk berenang. Kalo menurut gue sih sepintas
aliran air terjunnya mirip di leuwi hejo, Bogor, tapi bedanya curug Layung
lebih lebar lagi. Aliran curug Layung berasal dari Situ Lembang, dan curug ini
juga merupakan bagian hulu dari Sungai Cimahi, yang nantinya juga akan mengalir
ke curug-curug yang ada di bawahnya, seperti Curug Tilu, Curug Bugbrug, Curug
Cimahi, Curug Penganten, dan Curug Lalay. So, bisa dibilang Curug Layung adalah
curug paling atas yang ada di aliran sungai Cimahi. Curug Layung mulai dibuka
untuk umum pada tahun 2012, karena sebelumnya lokasi ini digunakan sebagai
tempat pelatihan Komando Paasukan Khusus atau Kopassus. Luasnya sekitar 11
hektar, membuat lokasi ini juga dimanfaatkan sebagai area berkemah.
Gemuruh
air yang deras yang mengalir di antara bebatuan membuat pengunjung merasa
benar-benar berada di alam terbuka yang menyejukkan. Ditambah rindangnya
pepohonan di sekitar curug Layung ini. Kebanyakan yang dateng kesini adalah
mereka yang camping di area hutan pinus yang merupakan bagian dari track menuju
curug Layung. Asik kan? Selain camping kita juga dapet bonus main-main ke air
terjun sambil mandi sepuasnya. Just info, untuk yang mau camping tiket masuknya
Rp 15.000 ya.
Satu
kesan yang gue dapet dari perjalanan ke Curug Layung ini adalah, meski curug
ini gak semegah curug Cimahi yang gue datengin sebelumnya, Curug Layung cocok
buat relaksasi, terutama kalo pas pengunjungnya gak begitu rame ya hehehe...
Suasana yang sejuk dan aduhai karena lokasi ini brada di ketinggian sekitar ,
apalagi pas ngelewatin rindangnya hutan pinus, seakan-akan ada bisikan dari
sela-sela pohon: “Jangan pulang, jangan pulang.. “ :D . Bicara fasilitas, di
curug Layung ada toilet yang bisa dipakai sebagai tempat ganti setelah mandi di
curug. Tempat sampah juga udah disediakan guys, terutama di sepanjang track
menuju lokasi wisata alam yang berada di wilayah Perum Perhutani Unit III ini.
So, jangan lupa tetap jaga kebersihan ya..!
Komentar
Posting Komentar