Kalau
bahas wisata di kawasan Bogor, pasti kita langsung tertuju pada curug-curug
kece yang ada di sana. Tapi wisata gak harus air terjun melulu kan guys?
Hehehe, karena travelling gak cuma cari fun aja, tapi juga educative. Setiap
tempat baru yang kita kunjungi, selain memberi cerita baru, harusnya bisa
memberi pengetahuan yang baru.
So,
kali ini gue bakal cerita jelajah gue ke Bogor beberapa waktu lalu di daerah
Tenjolaya, sebuah kawasan situs megalitikum Cibalay yang menyimpan bebatuan
unik dari jaman purbakala. Bicara tentang megalitikum, kalian mungkin ingat
cerita bebatuan yang ada di situs megalitikum Gunung Padang, di Cianjur. Situs
kawasan Cibalay ini memang gak semegah situs Gunung Padang, tapi tentunya punya
sejarah tersendiri.
Situs
kawasan Cibalay ini terletak di Kampung Cibalay, Desa Tapos, Kecamatan
Tenjolaya, Kabupaten Bogor. Ketika datang di kawasan situs bersejarah ini, kita
bakal menemukan pintu masuk dan menaiki anak tangga karena memang lokasinya
berada di atas sebuah bukit kecil. Rindangnya hutan pohon-pohon pinus dan hawa
sejuk menyambut karena wilayah ini berada di ketinggian 700 mdpl di kaki gunung
Salak. Untuk tiket masuk saat gue berkunjung kesini belum ada ketentuan, hanya
bayar parkir kendaraan yang dititipkan di rumah warga. Setelah menitipkan
motor, kita harus jalan kaki selama kurang lebih 10-15 menit menuju pintu masuk
situs kawasan Cibalay, melewati rumah warga, dan juga ladang.
|
Track awal |
|
Anak tangga di pintu masuk situs |
|
Suasana rindang |
Situs kawasan
Cibalay ini pertama kali ditemukan tahun 1914 oleh sejarawan Belanda, NJ Krom.
Dinamakan situs kawasan Cibalay, karena di kawasan ini terdapat beberapa situs
di antaranya Situs Jamipaciing, Situs Pasir Manggis, Situs Kramat Endog Kasang,
Situs Balekambang, dan yang paling populer adalah Situs Arca Domas. Dari tipe
dan bentuk bebatuannya, berdasarkan hasil penelitian, bebatuan yang ada disini
berasal dari sekitar tahun 2000-3000 SM. Bebatuan megalitik yang ada di situs
kawasan Cibalay ini berupa menhir, punden berundak , dan juga batu tegak/batu
kubur yang beberapa bentuknya pun unik. Struktur kawasan situs ini memiliki
beberapa teras atau tingkatan. Di beberapa tingkatan bebatuannya ada yang
menyerupai wajah manusia, wajah harimau, dan ada juga yang bentuknya mirip senjata khas orang
Sunda, kujang. Kalau kalian nemu susunan batu yang menyerupai makam, jangan
salah ya, itu bukan makam. Itu memang salah satu karakteristik bebatuan yang
ada di situs kawasan Cibalay. Dan yang paling populer di kawasan ini adalah
Situs Arca Domas, yang memiiki highlight berupa 3 buah batu unik yang
menyerupai bunga yang sedang mekar. Dari info yang gue dapet dari Kang Deni,
seorang petugas dan juga penjaga area situs yang sehari-harinya memang bertugas
di sana, menjelaskan bahwa bentuk ketiga batu tadi melambangkan Gunung Salak.
Meskipun disebut Arca Domas, tapi di sini gak ditemukan adanya arca atau
sejenis patung yang biasa kita lihat di candi-candi. Cerita lain dari Kang
Deni, ketiga batu menhir ini dulunya ditemukan oleh kakek Kang Deni yang dulu
mau buka lokasi ini untuk lahan menanam padi, sekitar tahun 1960-an. Setelah
itu dilakukan penelitian lanjut pada akhirnya kawasan ini ditetapkan sebagai
kawasan situs bersejarah. Kalau kalian pengen tau detail mengenai susunan batu,
jenisnya, dan segala macam tentang situs megalitik kawasan Cibalay khususnya
Arca Domas, bisa pinjem buku atau skripsi salah satu mahasiswa UI tahun 2004
yang mengulas lengkap tentang wisata budaya dan sejarah ini. Gue kemarin sempat
dikasih lihat sama Kang Deni dan baca-baca. Oia, kang Deni ini pegawai PNS dari
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan yang setiap hari bertugas di situs kawasan
Cibalay ini. Biasanya selain melayani dan memandu tamu-tamu atau wisatawan yang
berkunjung, Kang Deni juga berjualan makanan di warung kecilnya.
|
Arca Domas |
Selain
situs Arca Domas, ada beberapa situs yang ada di kawasan Cibalay ini salah
satunya ada situs Balekambang yang letaknya ada di depan pintu masuk. Jadi
kalau kita dateng kesini pasti pertama kali yang kita jumpai adalah situs ini.
Susunan batunya lebih mirip seperti makam , dan juga sepintas seperti tempat
pertemuan. Selain itu gak jauh dari situs arca domas, masih ada situs lain di
antaranya situs Kebon Kopi, Pasir Manggis, Jamipaciing (Taman Sriwedari), Situs
Batu Bergores dan Situs Kramat Endog Kasang.
|
Situs Balekambang |
Kalau
soal fasilitas, jangan khawatir. Di lokasi situs kawasan Cibalay ini ada sebuah
bangunan yang biasa dipakai tempat berkumpul atau istirahat. Di atasnya,
mushola kecil siap menjadi tempat beribadah kapan pun saat berkunjung ke sini.
Dan fasilitas toilet juga tersedia di dekat warung milik Kang Deni, gak jauh
dari bale/pendopo. Dan kebersihan di area ini benar-benar nomor satu! Jadi
jangan sampai kita buang sampah sembarangan saat berkunjung ke sini ya! Dan
satu lagi, situs kawasan Cibalay ini memang hanya berupa hamparan bebatuan tua,
tapi jangan lupa ada cerita sejarah yang patut kita ketahui dan juga tentang
kelestarian budaya yang gak bisa kita acuhkan gitu aja. Alangkah lebih bagus
kalo kita travelling selain dapet kepuasan tersendiri juga dapet informasi dan
pengetahuan baru yang bermanfaat. Syukur-syukur bisa di-share kayak gini. Ya
kan... ?
|
Bale/pendopo yang biasa dipakai berkumpul atau istirahat |
|
Mushola |
Untuk
menuju wisata situs kawasan Cibalay ini, dari Bogor kota kita tinggal
mengarahkan perjalanan menuju Ciapus dan Tamansari. Sampai di perempatan
Ciapus, kita ambil jalur ke kanan, searah menuju lokasi wisata air terjun curug
Nangka dan Curug Luhur. Ikuti jalan aspal terus, naik turun, tikungan, dan
sampai nemu lokasi wisata Curug Luhur, lanjut lagi ada tanjakan. Sekitar
beberapa menit aja kita udah sampai di depan jalan kecil di mana terpampang
nyata papan petunjuk menuju situs Arca Domas. Dari sini kita mulai masuk
jalanan beton yang cuma muat satu mobil melewati pemukiman warga dan ladang
sayur. Ikuti jalan terus sampai nemu petunjuk lokasi parkir di salah satu
halaman rumah warga sekitar. Memang di situ biasa dipakai untuk penitipan
motor. Meski sebenarnya motor masih bisa lanjut sampai depan pintu masuk situs
kawasan Cibalay, tapi saat gue kesana lagi ada pengerjaan jalan, jadi sementara
belum bisa dilewati kendaraan. Dari lokasi parkir menuju pintu masuk kawasan
situs pun berupa jalanan kecil atau setapak yang ada di area ladang. Pastinya
dengan pemandangan khas pedesaan yang menyejukkan mata.
|
Sengaja pakai gambar dari Google Maps, karean lupa gak difoto pas kesini hehehe.. |
|
Arah dari kota Bogor |
Kalau
naik angkutan umum, dari Bogor kalian bisa naik angkot jurusan Tenjolaya dari
depan mall BTM, untuk ongkos sekitar Rp 10.000, nanti turun di depan jalan
masuk yang ada plang situs arca domas tadi. Kalau mau lanut mungkin bisa naik
ojek atau bisa juga jalan kaki, sekitar kurang lebih 1 km menuju tempat parkir
yang ada di pemukiman warga tadi.
|
Halaman tempat penitipan motor |
|
Jalan menuju situs dari perkampunga warga (kebetulan lagi ada perbaikan). Next-nya motor bisa sampai depan pintu gerbang situs (hanya motor aja karena jalanan kecil) |
Gimana
guys? Tertarik buat mampir kesini? Bisa jadi referensi nih, karena selain
lokasinya yang sejuk karena berada di kaki gunung Salak, kita juga bisa
mengenal dan tau sejarah peninggalan nenek moyang, yang udah seharusnya kita
jaga dan rawat buat anak cucu nanti. Kalau kalian dateng kesini, jangan lupa
mampir ke pendopo sebelah warung Kang Deni, karena beliau orangnya welcome
banget dan bisa ngasih informasi detail mengenai situs kawasan Cibalay ini. Dan
satu lagi kenapa kalian harus dateng kesini adalah kita gak cuma lihat bebatuan
megalitikum aja, tapi juga dapet satu bonus perjalanan ke sebuah air terjun
kecil! Terusin bacanya ya!
CURUG CIPEUTEUY
Nah,
kalo sekarang kita bahas curug lagi nih! Bogor emang spesialis curug pokoknya.
Berada di kaki gunung Salak, ada satu air terjun kecil yang sebenernya punya
debit air yang gak begitu deras, Curug Cipeuteuy. Kalau bahasa sunda, peuteuy
artinya pete. Tapi gak tau kenapa curug kecil ini namanya Cipeuteuy, padahal
gue gak liat ada pohon pete di sini. Ceritanya dari situs megalitik kawasan
Cibalay gue emang udah niat buat mampir ke curug mungil ini. Sekitar 15 menit
jalan kaki, kita udah sampai di curug ini. Jalurnya bisa start dari sebelah
warung Kang Deni, atau dari depan pintu masuk situs kawasan Cibalay yang ada di
bawah. Track yang dilewati adalah hutan pinus yang rindang sampai akhirnya
ketemu area camping ground yang lokasinya bikin pengen ‘nenda’ dan gak pengen
pulang hehehe.
|
Jalan pintas dari samping warung Kang Deni, lewat bambu-bambu, tembus hutan pinus |
|
Camping ground |
|
Ketemu temen :D |
Camping ground ini letaknya ada di sisi aliran sungai kecil yang
airnya juga berasal dari Curug Cipeuteuy. Setelah turun dikit dari camp ground,
sampailah gue di depan curug. Gemericik air yang gak begitu deras dan yang
keluar dari dinding-dinding bebatuan dan tanah yang ada di atas curug menambah
suasana lebih alami. Tempatnya bersih, karena emang gak banyak yang maen kesini. Kalau kalian coba search di instagram
atau google pakai keyword “Curug Cipeuteuy”, pasti mostly yang muncul curug
Cipeuteuy yang ada di Majalengka hehehe. Mungkin karena ukurannya yang kecil
jadi sepi peminat? Ah, nevermind! Yang paling penting lokasinya alami dan
terjaga kebersihannya, ya kan? Anyway, kolam air yang menampung tumpahan air
terjun kecil ini juga gak dalam, bahkan gak ada 1 meter dalamnya. Tapi mungkin
bisa lebih kalau debit airnya bertambah. Apalagi udah dibuat tanggul penghalang
buat nampung air jadi seakan-akan membentuk kolam.
|
Ini air alami keluar dari celah-celah dinding bebatuan |
Oiya, untuk tiket masuk,
kita dikenakan biaya Rp 10.000, saat melewati sebuah gubug kecil di area camp
ground tadi. Kebetulan sampai di curug, waktu itu gue cuma berdua sama temen
gue, Andy, dan gak ada pengunjung yang dateng (bukan gak ada tapi belum). Setelah
siap-siap alat tempur buat isi perut karena kelaperan, akhirnya Andy masak mie
goreng di bebatuan lebar yang cocok dipakai duduk-duduk yang ada di depan
curug. Sementara gue sibuk ambil gambar sana-sini dan nyoba nyebur ke kolam
curug. Kalau diperhatikan bener-bener, lokasinya emang agak tertutup gitu sama
rindangnya hutan khas kaki gunung Salak. Ditambah siang itu cuaca lagi labil,
bentar mendung, bentar gerimis, lalu cerah. Apa coba? Setelah sang koki teriak
mie udah mateng, kita pun langsung makan mie goreng bareng di depan gemericik
air terjun kecil itu. Asik juga ngerasain momen-momen makan di alam terbuka
kayak gini. Dan lagi asik-asiknya makan sambil ngobrol ini itu, datanglah satu
pasukan anak-anak muda yang ternyata juga mau maen ke curug Cipeuteuy. Pas dateng
pun beberapa dari mereka sempat nyapa dan salaman. Duh, udah kayak yang punya
rumah aja hahaha.
Gitu
lah pokoknya jalan-jalan gue ke situs kawasan Cibalay yang hits dengan arca
domasnya, dan juga bonus perjalanan main-main air dan numpang masak mie di
curug kecil, curug Cipeuteuy. Tetap jaga kebersihan dan keasrian alam ya guys!
See
you!
Komentar
Posting Komentar