Menghijaukan Gunung Kapur, Ciampea, Bogor (Puncak Lalana)
Mendaki gunung buat mencapai puncaknya kini jadi kesibukan
tersendiri buat banyak orang. Gak bisa dipungkiri hobi yg satu ini mulai merambah
semua kalangan, terlebih setelah adanya film 5cm. Hahaahhaa.. terlepas dari
itu, apapun alasan kita naik gunung, yg paling penting adalah bagaimana cara
kita bersikap terhadap alam, dan menjaga kelestarian alam saat mendaki gunung.
Karena mau apalagi? Itu yg paling penting saat kita berada menyatu dengan alam.
Bicara tentang mendaki, beberapa waktu lalu, tepatnya 6
Desember 2015, gue coba ‘nyemplung’ di event peduli lingkungan di Gunung Kapur
di daerah Ciampea, Kabupaten Bogor. Kegiatannya sederhana, yaitu tanam bibit
pohon di lereng gunung sampe ke
puncaknya yg terkenal dengan sebutan Puncak Lalana yang punya ketinggian 385
mdpl. Acara ini diinisiasi oleh organisasi kepemudaan sekitar yg dinamakan “Formashi
347”. Salah satu anggotanya, gue manggilnya Kang Arya, yg antusias banget buat
ngajak temen-temen pecinta alam buat gabung di acara ini. Salah satu temen gue
pun gak kalah semangat buat ngajak gue ikut dari jauh-jauh hari. Akhirnya gue
putusin buat join acara yg juga buat menjalin
silaturahmi ini, karena gue pikir gak ada ruginya. Kita naik gunung
(meski gak terlalu tinggi), trus ikut melakukan sesuatu untuk alam, dan dapet
temen-temen baru tentunya. Makanya gue pikir ini acara gak cuma dapet fun
doang, tapi juga manfaat lain yg pastinya gak cuma buat kita aja, tapi untuk
alam dan generasi-generasi selanjutnya.
Ekowisata Gunung
Kapur
Gunung Kapur terletak di 17 km sebelah barat kota Bogor,
tepatnya Jl. Raya Cibadak Ashsibiyan, RT 4 RW 7 Desa Cibadak, Kecamatan
Ciampea, Kab. Bogor. Desa ini tepat berada di kaki gunung, dimana di sini
banyak banget tumbuh pohon jati dan banyak tambang batu kapur. Ciampea sendiri
jadi jalan alternatif menuju destinasi-destinasi wisata Kabupaten Bogor di
sebelah barat yg didominasi oleh wisata air terjun. Jadi gak heran kalo pas
weekend jalanan sekitar sini jadi rame bahkan macet. But no matters! Enjoy the
ride guys!
Mungkin banyak yg belum tahu keberadaan gunung yg
ketinggiannya kurang dari 500 mdpl ini. Bisa dibilang gunung ini sejenis Gunung
Munara yg ada di daerah Rumpin, Kab. Bogor juga, yg bisa dicapai hanya dengan
tracking sejam! Gak perlu one day trip, half day trip juga bisa hehehe. Gunung
Kapur sendiri punya bentuk seperti bukit yg memanjang dari barat ke timur,
seakan jadi ikon tersendiri buat kawasan Ciampea. Tingginya pun (hanya) 385
mdpl, untuk puncak “Galau”, puncak tertinggi di Gunung Kapur. Dengan ketinggian
segitu, gak ada salahnya kalo kita nyebutnya sebagai bukit. Whatever lah
hahaha..
Belum lama ini, sekitar bulan Oktober 2015, gunung atau
bukit Kapur ini diperkenalkan sebagai ekowisata. Bicara tentang ekowisata, tentunya ini bukan
hanya sekedar tempat wisata biasa, tapi juga suatu usaha mengenalkan objek
wisata dengan upaya pelestarian lingkungan juga. Beberapa komponen diperlukan
dalam sebuah ekowisata, diantaranya adalah peningkatan ekonomi masyarakat
sekitar, minat pengunjung yg bisa juga berupa peningkatan partisipasi
masyarakat setempat maupun pengunjung. Dan pengembangannya pun gak cuma
mengutamakan peningkatan perekonomian masyarakat lokal, tapi juga turut andil
dalam pelestarian alamnya.
akses masuk ke Gunung Kapur |
The Event
Back to the main topic! Seperti yg udh gue bilang tadi,
acara ini gak cuma aksi tanam pohon sama mendaki aja, tapi juga silaturahmi.
Sebenernya acara ini mulai tanggal 5 Desember dengan camping bareng di kaki
bukit. Di area camp ini lah acara sebenernya akan dimulai pada hari Minggu
pagi, tgl 6 Desember. Tempat buat ngecamp ini berada di bawah rindangnya pohon
jati dan juga gak jauh dari rumah warga sekitar. Di sekitarnya juga terdapat
beberapa tempat pembuatan batu kapur. Tak lupa warung yg menjajakan makanan dan
minuman, meski jumlahnya belum banyak.
Acara dimulai sekitar jam setengah 10 pagi. Keseruan juga
kaliatan banget dari temen-temen undangan dari berbagai komunitas pecinta alam.
Sambutan-sambutan, bacaan untuk kelancaran acara, dan tawa canda menghiasi
pembukaan acara pagi itu sebelum start penanaman pohon dimulai. Kurang lebih
200 bibit pohon disiapkan untuk acara ini, termasuk sumbangan bibit pohon dari
IPB yg berupa pohon utk jenis buah dan jenis kayu. Utk jenis pohon yg berbuah
di antaranya adalah pohon cherry, pohon kecapi, mangga, dan rambutan. Kenapa
pohon-pohon itu ditanam di lereng bukit? Karena di puncak gunung Kapur ini
terdapat habitat kera yg jumlahnya cukup banyak dan gak malu-malu buat
menyambut pengunjung yg melakukan pendakian ke puncak. Bahkan terkadang
kera-kera ini turun hingga area camp yg saat itu didirikan. Nah, dengan
ditanamnya pohon buah ini diharapkan bisa untuk kelangsungan hidup habitat kera
tersebut. Selain itu ada tanaman seperti pohon salam dan lainnya yg juga
ditanam di acara peduli alam ini.
Pintu Gunung |
Acara pembuka |
Penyerahan bibit pohon secara simbolik.Adek-adek ini juga ikut mendaki & tanam pohon lohh.. |
Setelah acara pembukaan selesai, sekitar setengah 11 menjelang siang kita mulai track mendaki lereng bukit kapur, dan tentunya sambil membawa bibit tanaman pohon. One man, one tree. Dipandu sama beberapa panitia penyelenggara, kita bisa tanam pohon di lubang-lubang yg sudah disiapkan di sepanjang lereng gunung Kapur. Kalo gue waktu itu sengaja pengan tanam di area puncak, biar greget hehehe!
Keceriaan gak kalah seru selama track ke puncak, meski
ujung-ujungnya misah dan berpencar-pencar, tapi tetap saling menyemangati buat
sampe tujuan. Di tambah track yg kayanya emang sedikit ‘kejam’ (meski ga
kebangetan hehhee), karena mostly nanjak terus (yaiyalah.. gunung! :P). Track
awal kita masih di antara rimbunnya pohon jati, dengan kontur tanah agak licin
kalo musim hujan, jadi hati-hati guys. Di area hutan jati ini ada tempat
istirahat dan papan informasi yg menjelaskan aturan-aturan atau tata tertib saat
berada di ekowisata ini. Jangan khawatir nyasar, karena sepanjang track banyak
terdapat petunjuk yg mengarahkan kita ke puncak. Dan buat sampai puncak juga
kita harus nanjak lewatin tanjakan berbatu, yg biasa disebut tanjakan Ki Odeng.
Lumayan menantang! Tetap hati-hati meskipun udah ada bantuan tali buat memanjat
bebatuan di tanjakan ini. Nahh,,, kalo udah tau kaya gini, buat kalian para
ladies yg mau dateng kesini jangan pake high heels, apalagi yg cowo hahaha.
Semangat menuju puncak, sambil menanam bibit pohon di sepanjang track |
Tanjakan Ki Odeng, cukup menantang! |
Sekitar satu jam mendaki,kita akan sampai di Puncak Lalana. Ini
adalah salah satu dari puncak yg ada di gunung Kapur, karena masih ada puncak
lain seperti puncak Karang Gantung, dan puncak Galau. Tapi sayang, waktu itu
gue ga bisa sampai ke puncak Galau, karena infonya lagi dipake buat latihan
nembak oleh anggota TNI AD. Lokasi ini emang terkadang dipakai utk latihan
kegiatan kemiliteran oleh anggota TNI AD dari Bogor. Kalo cuaca lagi cerah,
pada siang hari puncak ini akan terasa panas menyengat, ditambah tak begitu
banyak pohon yg tumbuh di puncak bukit Kapur ini. Yg terlihat hanyalah hamparan
bebatuan kapur yg sekilas terlihat eksotik dan sepintas mirip bebatuan karang.
Inilah yg membuat gunung Kapur di sini dahulu pada jaman purbakala diduga
adalah bagian dari lautan. Mmmm... mungkin hampir mirip dengan cerita susunan
bebatuan di Stone Garden di Padalarang kali ya... :D . Dan dari puncak bukit
kapur ini pun kita bisa lihat Bogor dari
atas, bahkan kalau lagi cuaca cerah, Gunung Salak dan Gede Pangrango pun
terlihat. Banyak juga yg sengaja mendaki pagi-pagi demi mendapatkan view
sunrise yg memukau, atau sunset di sore hari. Foto-foto saat sunrise bisa loe lihat di akhir artikel ini nanti, kiriman dari teman yg juga ikutan acara tanam pohon kemarin, yg pastinya udah expert banget nanjak ke Puncak Lalana :D
Buat kalian yg mau berkunjung ke Gunung Kapur, terutama yg
pengen muncak ke Puncak Lalana atau Puncak Galau, siapkan kondisi tubuh yg fit
karena mendaki di sini akan lumayan menguras tenaga. Tapi tenang, gak sampe
bikin gempor kok hehehe. Siapkan aja bekal makanan dan minuman, tapi hati-hati
kalo bawa makanan, karena di puncak banyak nyemot-nyemot yg suka iseng ‘’meminta’’
bekal yg kita bawa. Untuk retribusi masuk ke ekowisata ini kita hanya cukup
membayar Rp 5.000,-. Dijamin, sampai di puncak, kita bisa menikmati pemandangan
hamparan kota Bogor dan sekitarnya dengan view yg berbeda :D
with Kang Arya |
Anyway, thank’s buat temen-temen dari Formashi 347 dan juga temen-teman dari komunitas pecinta alam lainn yg udah
ngajak buat join acara ini. Kapan lagi
jalan-jalan sambil ikut melestarikan alam, plus dapet teman-teman baru. hehehe.. Meski ini hanyalah satu hal kecil yg
dilakukan, tapi kita semua berharap akan memberi dampak yg besar buat
kelestarian alam, terutama di lingkungan sekitar Gunung Kapur di Ciampea,
Bogor.
Salam lestari !
Komentar
Posting Komentar